Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831

Warning: Cannot modify header information - headers already sent by (output started at /home/prime/public_html/index.php:1) in /home/prime/public_html/wp-includes/rest-api/class-wp-rest-server.php on line 1831
{"id":6774,"date":"2022-10-22T13:58:00","date_gmt":"2022-10-22T13:58:00","guid":{"rendered":"https:\/\/prime-news.id\/?p=6774"},"modified":"2022-10-22T14:03:11","modified_gmt":"2022-10-22T14:03:11","slug":"bincang-tipis-tipis-dengan-ismail-wahab-ini-strategi-kementan-ri-antisipasi-krisis-pangan-global","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/prime-news.id\/bincang-tipis-tipis-dengan-ismail-wahab-ini-strategi-kementan-ri-antisipasi-krisis-pangan-global\/","title":{"rendered":"Bincang Tipis-Tipis dengan Ismail Wahab, Ini Strategi Kementan RI Antisipasi Krisis Pangan Global"},"content":{"rendered":"\n

PRIMENEWS | JAKARTA<\/strong>-Bincang-Bincang Tipis-Tipis channel Youtube Tale Trias Info yang dipandu langsung Erman Tale Daulay menghadirkan nara sumber Direktur Selealia Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) Ismail Wahab mengusung topik tentang Upaya Meningkatkan Jumlah dan Mutu Prioduksi Pangan.<\/p>\n\n\n\n

Ismail Wahab menegaskan seperti dilansir dari channel Youtubem Sabtu (22\/10\/2022) bahwa isu soal krisis pangan terutama pada saat pecahnya perang antara Rusia dan Ukrania mengakibatkan terhambatnya produksi bahan pangan seperti sorgum. Bahka, beberapa negara pun saat ini mengalami kesulitan mendapatkan bahan pangan. Seperti Inggris saat ini sudah mulai kesulitan dalam memperoleh bahan makanan, bahkan untuk mendapatkan makanan harus antri.
<\/p>\n\n\n\n

\"\"<\/figure>\n\n\n\n

“Krisis itu sebenarnya tidak hanya di sektor pangan, tapi juga sektor finansial dan ada juga yang mengalami krisis energi. Kondisi krisis pangan di negara kita dipengaruhi oleh beberapa hal, mulai dari kefakuman dan intensitas kerja berkurang terutama di masa pandemi Covid-19. ” paparnya.<\/p>\n\n\n\n

Menurut Ismail Wahab, Kementan saat ini menempuh berbagai langkah antisipasi adanya ancaman krisis pangan global. Program yang dikembangkan, antara lain intensifikasi lahan. Dari IP 100 jadi 200-300, malah puluhan ribu hektar sudah IP 400 alias empat kali panen setahun. Intensifikasi lahan ini juga didukung varietas unggul baru, penggunaan pupuk organik dan mekanisasi pertanian.<\/p>\n\n\n\n

Kata Ismail, Kementan giat menggairahkan budidaya pertanian, bahkan dalam suasana puncak wabah Covid 19, tak menyurutkan semangat para petani untuk meningkatkan jumlah dan mutu produksi. Beberapa negara produsen gandum mulai melakukan pelarangan ekspor komoditi tersebut.<\/p>\n\n\n\n

Di antaranya, Kazakhstan, Kirgistan, India, Afghanistan, Algeria, Kosovo, Serbia dan Ukraina. Bahkan India, Afganistan, Algeria, Kosovo, Serbia dan Ukraina melarang ekspor gandum hingga akhir tahun ini.<\/p>\n\n\n\n

“Apabila jagung dan kedelai dapat dilakukan pengembangan budidaya di dalam negeri. Maka berbeda dengan gandum, karena pemerintah telah mencoba melakukan budidaya namun kondisi Indonesia memang tidak cocok ditanami komoditas tersebut,” paparnya.<\/p>\n\n\n\n

Oleh karenanya diperlukan tanaman pangan substitusi dari gandum yang dapat dikembangkan di Indonesia. Menurut Ismail Indonesia memiliki tanaman pangan lokal yang dapat jadi substitusi gandum yakni singkong, sagu dan sorgum. Untuk sorgum tahun ini pemerintah tengah mendorong budidaya tanaman pangan ini di Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.<\/p>\n\n\n\n

Sorgum merupakan tanaman pangan yang masih satu familia dengan gandum. Hanya saja berbeda dengan gandum, sorgum tidak mengandung gluten.<\/p>\n\n\n\n

<\/p>\n\n\n\n

\n