PRIMENEWS | MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi secara resmi melepas Laboratorium (Lab) Mobil Polymerase Chain Reaction (PCR) milik Kabupaten Batubara, Rabu (23/9). Lab mobil PCR ini diharapkan mampu mempercepat pengujian sampel swab di Kabupaten Batubara.
Kabupaten Batubara merupakan kawasan yang dianggap rentan terhadap penyebaran Covid-19 karena berlokasi dekat dengan Malaysia. Kabupaten Batubara memiliki pelabuhan yang banyak digunakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) baik yang legal maupun ilegal untuk pulang ke Indonesia selama pandemi Covid-19. Karena itu, Kabupaten Batubara dianggap perlu memiliki peralatan medis yang mumpuni untuk menguji sampel swab.
“Ada beberapa daerah singgah di Sumut yaitu Batubara, Asahan dan Tanjungbalai. Daerah-daerah ini cukup rawan, jadi perlu memiliki Lab yang mampu bekerja cepat menguji sampel-sampel swab. Saya sangat apresiasi Batubara yang sudah menyiapkan Lab mobile PCR ini,” kata Edy Rahmayadi, usai melepas secara resmi Fast Lab Mobil PCR Covid-19 di Posko Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan.
Lab Mobil PCR ini mampu menguji 9 sampel swab dalam waktu 1 jam. Bila dioperasikan selama 24 jam Lab Mobil ini mampu menguji 100-120 sampel. Menurut Edy Rahmayadi, akan ada tambahan 5 Lab Mobil PCR lagi yang akan di datangkan ke Sumut untuk mempercepat pengujian sampel swab.
“Ada 5 mobil lagi yang akan datang ke sini. Itu akan dioperasikan untuk daerah-daerah yang merah, daerah yang kita sekat seperti di Medan ada 5 kecamatan yang menjadi penyumbang terbanyak kasus Covid-19. Ini untuk mempermudah kita mengatasi wabah Covid-19,” tambah Edy Rahmayadi.
Selain Lab Mobil PCR, GTPP Covid-19 Sumut juga akan memberikan tiga Lab PCR untuk ke tiga daerah yaitu Kepulauan Nias, Kabupaten Batubara dan Kota Padangsidimpuan. Saat ini di Sumut sendiri menurut keterangan Edy Rahmayadi ada 11 Lab PCR yang beroperasi dengan rata-rata mampu menguji sampel swab lebih dari 3.000 per hari.
Dengan begini, Edy Rahmayadi yang merupakan Ketua GTPP Covid-19 Sumut berharap kebijakan penyekatan untuk beberapa daerah di Sumut berjalan maksimal sehingga penyebaran Covid-19 bisa ditekan.
“Kita terus berikhtiar, kita lakukan apa yang bisa kita lakukan semaksimal mungkin. Mudah-mudahan Tuhan memberikan jalan karena virus ini adalah ciptaan Tuhan,” ucap Edy.
Selain permasalah pengujian swab, Kabupaten Batubara memiliki masalah yang cukup pelik dalam penanganan Covid-19. Bupati Batubara Zahir mengatakan, hasil swab yang sering keluar usai pasien meninggal memicu gejolak sosial di daerahnya.
Gejolak masyarakat di Batubara sering diakibatkan karena hasil swab pasien sering keluar 3-4 hari usai pasien meninggal. Ketika hasilnya negatif ada gejolak sosial yang terjadi di Batubara. Menurut Zahir, masyarakat protes karena bila hasilnya cepat keluar, mereka bisa memakamkan keluarganya secara normal.
Begitu juga sebaliknya ada kasus di mana jenazah dimakamkan secara normal sebelum hasil swab-nya muncul. Ketika hasilnya swabnya keluar dan positif, GTPP Covid-19 Batubara kewalahan melacak yang kontak dengan janazah tersebut. Zahir berharap dengan adanya Lab Mobil PCR ini masalah tersebut bisa teratasi.
“Saya harap masalah itu bisa diatasi dengan adanya Lab Mobil PCR ini karena hasilnya bisa cepat keluar. Bila kasusnya jenazah dikebumikan normal dan hasil swab positif itu banyak menghabiskan energi dan juga dana kami. Jadi mobil ini akan sangat membantu memecahkan masalah itu,” kata Zahir, yang didampingi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Batubara Ilyas Sitorus.
Saat ini konfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Batubara mencapai 91 kasus, sembuh 70 orang, tidak ada yang meninggal dan 19 sedang dalam perawatan. “Kita harap Covid-19 bisa kita kendalikan dan kita harus bergotong royong untuk melawan wabah ini,” tambah Zahir.