PRIMENEWS | BERLIN – Ukraina memperingatkan bahwa mereka dapat membuat senjata nuklir untuk menghadapi Rusia jika Kiev tidak diizinkan bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Peringatan itu disampaikan di saat Rusia mengerahkan puluhan ribu pasukan dan tank ke perbatasan dengan Ukraina, meningkatkan ketegangan antara kedua negara.
Ukraina dulunya adalah negara berkapabilitas nuklir dengan 176 rudal balistik dan 44 pembom strategis setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991. Negara itu setuju untuk menghapus senjata nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan yang mengikat secara hukum dari Inggris, Amerika Serikat (AS) dan Rusia.
Namun, dengan ketegangan dan potensi pecahnya perang dengan Rusia, tujuh tahun setelah pengambilalihan Krimea, Duta Besar Ukraina untuk Jerman Andriy Melnik mengatakan Kiev mempertimbangkan pilihan untuk kembali memiliki senjata nuklir.
“Ukraina tidak punya pilihan lain, baik kita menjadi bagian dari aliansi seperti NATO dan melakukan bagian kita untuk membuat Eropa ini lebih kuat, atau kita memiliki satu-satunya pilihan, untuk mempersenjatai diri kita sendiri dan mungkin memikirkan tentang status nuklir lagi,” kata Melnik sebagaimana dilansir The Sun.
“Bagaimana lagi kita bisa menjamin pertahanan kita?”
Dia menambahkan: “Kami harus melakukan segala kemungkinan untuk memastikan bahwa Putin tidak akan menyerang kami besok atau lusa. “
NATO adalah aliansi kekuatan barat yang didirikan setelah Perang Dunia II untuk memerangi ancaman Uni Soviet.
Melnik mengatakan bahwa jika Ukraina menjadi anggota NATO pada 2014, maka aneksasi Krimea tidak akan terjadi.
“Pengerahan ini tidak hanya unjuk kemampuan…,” ujarnya berbicara tentang 100.000 tentara Rusia yang dilaporkan di perbatasan Ukraina.
“Kami sedang menangani pergerakan pasukan terbesar di Rusia sejak Perang Dunia Kedua.”
Kantor berita milik negara Rusia Sputnik melaporkan bahwa Ukraina “kemungkinan besar mempertahankan kemampuan teknis untuk membangun persenjataan nuklir”.
Namun ia menambahkan “Keadaan program tenaga nuklir sipilnya meninggalkan sesuatu yang diinginkan.
“Tahun lalu, pekerja industri nuklir Ukraina membunyikan alarm tentang ancaman ‘Chernobyl lain’ mengutip ‘situasi mengerikan’ yang mereka katakan ‘mulai terbentuk di sektor energi nuklir negara’ karena kurangnya pengawasan, izin keselamatan, dan dana. “
Ini terjadi ketika menteri pertahanan Ukraina Andrii Taran memperingatkan Moskow sedang mencari untuk menyimpan nuklir di wilayah rawan konflik.
“Infrastruktur Krimea sedang dipersiapkan untuk kemungkinan menyimpan senjata nuklir,” kata Taran kepada sub-komite pertahanan Parlemen Eropa.
“Kehadiran amunisi nuklir di semenanjung dapat memicu serangkaian masalah politik, hukum dan moral yang kompleks,” katanya