
PRIMENEWS | MEDAN-Ketua DPRD Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen Tarigan, M.PdB menyampaikan apresiasinya saat menghadiri acara peluncuran buku “Bangsa Karo dari Masa ke Masa” dalam bentuk dokumentasi, lukisan dan foto, Sabtu (6/9/25) di Hotel JW Marriott Medan.
Peluncuran buku yang dirangkai dalam acara budaya tahunan tersebut berlangsung meriah dan khidmat. Kehadiran berbagai tokoh serta sesepuh masyarakat Karo sarat makna. Beberapa tokoh yang hadir antara lain Barata Brahmana, pemrakarsa Merdang Merdem Drs. HN Serta Ginting, serta Roy Fachraby Ginting, SH, M.Kn.
Dalam sambutannya, Drs. HN Serta Ginting sebagai pemrakarsa kerja tahun Merdang Merdem menegaskan pentingnya melestarikan warisan leluhur. Ia berharap tahun depan kegiatan dapat digelar lebih besar dan meriah demi membesarkan sosok Guru Patimpus yang dikenal sebagai pendiri Kota Medan.
Sementara itu, Roy Fachraby Ginting menyampaikan apresiasi kepada Ketua DPRD Medan atas dukungan dan perjuangannya dalam memastikan perayaan budaya Karo tetap terjaga di tengah arus modernisasi. Ia juga berharap ke depan dapat dibangun sebuah perkampungan Karo di Kota Medan yang menampilkan rumah adat khas Karo sebagai pusat pelestarian budaya.
Barata Brahmana dalam sambutannya menyoroti kekhawatiran hilangnya warisan budaya bagi generasi muda. Ia menekankan bahwa sejarah Karo harus ditulis dan diwariskan oleh orang Karo sendiri, bukan oleh pihak luar.
“Sejarah Karo tidak boleh hanya tercatat dalam tulisan orang asing. Kita yang harus menulisnya dan melestarikannya,” ucapnya.
Ia juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Kabupaten Karo yang telah mulai mengajarkan aksara Karo di sekolah-sekolah.
Bupati Karo, Antonius Ginting, dalam sambutannya mengingatkan masyarakat Karo di Medan untuk terus berperan aktif dalam melestarikan budaya leluhur. Menurutnya, tak ada pihak lain yang bisa menjaga kebudayaan Karo selain orang Karo itu sendiri. Ia menilai peluncuran buku “Bangsa Karo dari Masa ke Masa” sangat sejalan dengan program pembangunan karakter dan pelestarian budaya di Tanah Karo.
Ketua DPRD Kota Medan, Wong Chun Sen Tarigan, dalam sambutannya menegaskan bahwa bangsa Karo merupakan salah satu pilar dalam mozaik kebudayaan Kota Medan. Ia menilai buku yang diluncurkan bukan sekadar karya dokumentasi, melainkan tanggung jawab budaya yang penting.
“Melalui lukisan dan foto, kita diajak menelusuri ruang dan waktu, menyaksikan wajah masa lalu serta mengenal tokoh-tokoh adat. Buku ini adalah pengingat bahwa sejarah tidak boleh dilupakan. Bung Karno pernah berpesan, jangan sekali-sekali meninggalkan sejarah,” ujar Wong.
Wong menambahkan, sebagai Ketua DPRD Medan, ia melihat buku ini memiliki peran strategis dalam memperkuat rasa kebersamaan di kota yang majemuk. Selain itu, buku ini juga menjadi media edukasi bagi generasi muda agar semakin mencintai warisan budaya leluhurnya. Ia pun memberikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Roy Fachraby Ginting selaku penulis buku.
Puncak acara ditandai dengan prosesi adat, di mana tokoh adat Karo memakaikan bulang-bulang dan uis nipes-pakaian adat khas Karo-kepada Wong Chun Sen Tarigan sebagai simbol pengakuan marga Tarigan bebere Sembiring. Prosesi tersebut dilanjutkan dengan tarian adat landek bersama yang menggambarkan kegembiraan dan kebersamaan.
Perayaan Kerja Tahun Merdang Merdem Kuta Medan 2025 sekaligus peluncuran buku ini menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya Karo di Kota Medan. Kehadiran para tokoh dan pejabat daerah menegaskan bahwa budaya Karo merupakan bagian tak terpisahkan dari kekayaan keberagaman bangsa Indonesia.