November 18, 2025
Beni Hidayat

PRIMENEWS | TANGERANG : Langkah brilian dari Lapas Kelas I Tangerang, Banten, patut diacungi jempol! Mereka memberdayakan warga binaan dengan cara yang luar biasa, mengubah limbah menjadi cuan. Dari tumpukan limbah batubara yang mengancam lingkungan, kini menjadi produk konstruksi bernilai jual tinggi.

Berawal dari keprihatinan akan dampak lingkungan, Kemenimipas, melalui Lapas Kelas I Tangerang ambil bagian mencari solusi inovatif. Dengan memanfaatkan limbah batubara, mereka berhasil menciptakan paving block, batako, pemecah ombak, hingga kastil beton yang berkualitas. Tidak hanya itu, program ini juga memberikan penghasilan nyata bagi warga binaan dan meningkatkan keterampilan mereka.

Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas I Tangerang, Beni Hidayat, dalam program Bincang Tipis-Tipis di kanal YouTube Tale Trias Info yang dipandu host Erman Tale Daulay mengungkapkan proses dan dampak dari terobosan ini.

“Ini adalah limbah pembakaran batubara. Kalau menumpuk tentu menjadi masalah lingkungan. Maka kami ikut mencari solusi untuk menjadikannya barang bernilai ekonomis,” ujar Beni Hidayat.

Seluruh produk tersebut merupakan karya warga binaan. Kualitasnya pun tidak diragukan karena telah melalui uji laboratorium sehingga layak bersaing di pasaran. Bahkan, beberapa produk sudah mendapat pesanan dari masyarakat. “Tidak ada masalah untuk pasar. Bahkan sudah ramai pesanan. Apalagi ini produk ramah lingkungan,” jelas Beni.

Menariknya, proses pembuatan produk ini tidak membutuhkan keterampilan teknis yang rumit. Menurut Beni, yang terpenting adalah kemauan dan semangat warga binaan untuk belajar. “Skill tidak terlalu ribet, yang penting ada kemauan,” katanya.

Program ini juga memberikan penghasilan nyata bagi warga binaan. Setiap hasil produksi langsung dibayar tanpa menunggu barang laku terjual. Warga binaan memiliki tabungan pribadi sehingga penghasilan dapat digunakan untuk kebutuhan keluarga.

“Kalau anaknya mau beli susu, istrinya datang, itu bisa dipergunakan. Hak mereka tetap kita jaga. Tak ada eksploitasi,” tegasnya.

Selain itu, mereka didaftarkan ke BPJS Ketenagakerjaan untuk perlindungan jika terjadi kecelakaan kerja. Respons warga binaan terhadap program ini sangat positif. Jumlah pendaftar terus meningkat karena mereka melihat manfaat ekonomi dan pengalaman kerja yang didapatkan.

“Yang daftar sudah banyak. Jangan-jangan nanti malah kelebihan tenaga kerja,” ujar Beni sambil tersenyum.

Ia menekankan bahwa pembinaan di Lapas harus dilakukan dengan pendekatan humanis, memanusiakan setiap warga binaan agar mereka memiliki kesempatan memperbaiki diri. Upaya Lapas Kelas I Tangerang ini membuktikan bahwa perubahan dapat dimulai dari mana saja, bahkan dari balik jeruji besi. Dari sangkar ke sanggar.

Inovasi ini bukan hanya mengurangi potensi pencemaran lingkungan, tetapi juga membuka jalan bagi warga binaan untuk mendapatkan keterampilan, pendapatan, dan kepercayaan diri sebagai bekal ketika kembali ke masyarakat. Program ini diharapkan menjadi inspirasi bagi Lembaga Pemasyarakatan lain untuk menghadirkan pembinaan yang produktif dan berkelanjutan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *