PRIMENEWS | MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengatakan, kualitas sumber saya manusia (SDM) bidang kesehatan di Indonesia tidak kalah bagus dengan negara tetangga, termasuk peralatan canggih. Karena itu, peningkatan pelayanan menjadi kunci agar masyarakat tidak memilih berobat ke luar negeri.
Hal itu disampaikan Gubernur Edy Rahmayadi saat pembukaan kegiatan Medical Fair 2022 di Regale International Convention Centre, Jalan H Adam Malik, Medan, Jumat (18/11). Hadir di antaranya GCEO Columbia Asia Internasional Chan Boon Kheng, CEO Columbia Asia Indonesia Mr Naveen Kumar Mantha, Direktur RSCA Medan Sutomo Kasiman, General Manager RSCA Medan Deny Hidayat, Ketua Panitia Medical Fair 2022 Sabar Petrus Sembiring, serta udangan.
Dalam sambutannya, Gubernur menyampaikan bahwa upaya yang perlu menjadi perhatian bersama di bidang kesehatan, khususnya Sumut, adalah kualitas pelayanan. Sebab ia meyakini, SDM seperti dokter spesialis maupun dokter umum, banyak yang mumpuni untuk menjadi andalan.
Hanya saja, ketika berhadapan dengan urusan Rumah Sakit (RS), menurut Gubernur, masalah yang sering muncul adalah banyaknya pasien yang mengeluhkan buruknya pelayanan. Sehingga banyak yang memilih berobat ke luar negeri, seperti Malaysia atau Singapura.
“Padahal dokter kita hebat, tetapi kenapa (berobat) ke luar negeri?. Termasuk RS kita banyak yang bagus. Intinya rakyat yang sakit, bisa berobat, karena tak bisa ditawar. Tetapi banyak yang tidak siap,” ungkap Edy.
Edy pun menceritakan pengalamannya saat berobat ke Jerman. Bahkan, menurutnya, kelas RS yang ia datangi masih tergolong kecil. Namun standar pelayanan kepada pasien, serta suasana yang tercipta membuat orang nyaman dan percaya.
“Jadi (di sana), pagi-pagi suster sudah keliling, masuk dan membuka jendela. Bagi yang bisa bangun disiapkan tempat duduk. Bagi yang tidak, dinaikkan tempat tidurnya agar bisa tegak. Dan di sana, begitu baik pelayanannya,” jelasnya.
Namun, dari segi alat pemeriksaan, menurut Gubernur, hampir mirip dengan yang ada di Indonesia. Karenanya ia meminta agar pelayanan harus menjadi perhatian penting. “Mungkin harus ada kurikulum untuk mengajarkan orang senyum. Jadi jangan cerita biaya dulu, tetapi layani. Kalau ada yang mau berobat tetapi tak mampu, saya tanggungjawab (bantu),” tegasnya, yang meminta ada perlakuan yang sama kepada semua pasien.
Selain itu, Gubernur juga meminta RS Columbia Asia (RSCA) Medan selaku penyelenggara Medical Fair, untuk menggelar kegiatan yang bisa diakses orang banyak, terutama kalangan menengah ke bawah. “Kalau acaranya di sini, nggak ada ojek yang datang, masyarakat kecil. Ini mobil-mobil mewah yang parkir di sini,” sebutnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Medical Fair 2022, Sabar Petrus Sembiring menyampaikan apresiasi atas kehadiran Gubernur di acara yang berlangsung Jumat-Minggu (18-20/11). Namun kegiatan ini katanya, sudah lama direncanakan, dan harus tertunda akibat pandemi Covid-19.
Di dalamnya, ada puluhan stand pameran alat kesehatan, asuransi, bank serta hal terkait lainnya. Sedangkan pembukaan acara sendiri, ditandai pemukulan Gordang Sambilan oleh Gubernur dan undangan.