November 21, 2024
VER_2044

PRIMENEWS | MEDAN – Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi menyaksikan pemutaran perdana film dokumenter Drama Sisingamangaraja XII garapan Adventure Documentary Festival Academy (ADFA), di Pendopo Rumah Dinas Gubernur, Jalan Sudirman 41 Medan, Sabtu (12/12) malam. Melalui film ini, diharapkan ada upaya menggali dan menghasilkan tayangan sejarah yang lebih dalam dan menarik.

Hadir pada kegiatan tersebut, Ketua DPP Keluarga Pomparan Si Raja Oloan Brigjen TNI (Purn) Tarida H Sinambela, Ketua DPRD Sumut Baskami Ginting, Tokoh Masyarakat Datuk Syamsul Arifin, RE Nainggolan, Sanggam Bakara, serta para keturunan Sisingamangaraja XII dan tokoh adat lainnya.

“Sejarah ini (film) juga kan untuk memotivasi anak bangsa. Perjuangan para pahlawan ini kan meningkatkan nilai-nilai kebangsaan kita. Kalau ini (film Sisingamangaraja XII) dijadikan enak dan nyaman ditonton rakyat, nilai sejarah itu jadi tersaring, dapat diterima anak cucu kita,” ujar Gubernur didampingi Plt Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Telaumbanua, Kadis Komunikasi dan Informatika Sumut Irman Oemar, Kadis Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumut Halen Purba, Staf Ahli Binsar Situmorang dan Kabiro Umum Achmad Fadly.

Dalam sambutannya, Gubernur menceritakan sedikit sejarah kepahlawanan Sisingamangaraja XII yang selama ini menjadi bagian dari pelajaran sejarah di sekolah. Mulai dari komitmen, kerja keras, kesetiaan dan kerelaan berkorban demi mempertahankan tanah leluhur dari penjajahan Belanda, hingga wafat saat berperang melawan penjajah.

Cerita tersebut kemudian menjadi catatan bagi Gubernur melihat kehebatan dan kegigihan orang Batak. “Itulah hebatnya orang Batak. Kalau sudah turun, kepalang tanggung, basah sekalian. Bahkan Batak ini punya lagu kebangsaan,” sebut Edy, yang kemudian menyanyikan lagu ‘O Tano Batak’, dipandu pembawa acara.

Edy pun mengakui bahwa nama besar suku Batak seperti menjadi simbol bagi Sumut, khususnya Kota Medan. Untuk itu, ia berharap sejarah pahlawan dari Sumut seperti Sisingamangaraja XII dan lainnya bisa dikenang dan dihargai oleh rakyat, contohnya dengan pembuatan film yang menarik dan lebih menyentuh. Sebab baginya, bangsa yang besar adalah yang menghargai sejarah.

“Sampai-sampai kalau dibilang darimana asalnya, dari Medan, oh… orang Batak. Mari kita besarkan ini, menjadi kebanggaan bagi kita. Kita bangga menjadi Sumatera Utara, menjadi orang Batak,” kata Edy.

Tokoh Masyarakat, Brigjend TNI (Purn) Tarida H Sinambela dalam sambutannya mengatakan, Sisingamangaraja XII dikenal sebagai pemimpin besar, pemimpin masyarakat, pemuka agama serta raja yang juga bisa berperan sebagai tabib. Selama kurang lebih 29 tahun berjuang melawan penjajah bersama para pengikutnya yang rela berkorban, termasuk sejumlah tempat turut dibumihanguskan saat itu.

“Cukup banyak yang berkorban, keluarga di sekitar Bakara banyak dibumihanguskan. Pejuang yang lain juga seperti di Balige dan Laguboti. Kami mohon maaf tidak bisa menyebutkan semua nama-nama pejuang yang ikut berjuang,” kata Tarida.

Sisingamangaraja XII sendiri, lanjut Tarida, dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden RI Soekarno pada tahun 1961. Dilanjutkan dengan pendirian tugu Sisingamangaraja XII di kawasan Teladan Medan.

“Sebagai penghormatan, kami membuat film dokumenter perjuangan Sisingamangaraja XII. Beliau gugur, namun hingga akhir hayatnya, beliau tidak mau menyerah,” sebut Tarida, yang juga menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Sumut Edy Rahmayadi yang telah memfasilitasi pemutaran film tersebut.

Selain itu, Tokoh Masyarakat Sumut Datok Syamsul Arifin mengapresiasi pemutaran film dokumenter Drama Sisingamangaraja XII tersebut. Sebab pahlawan ini menurutnya tidak hanya dikenal di Indonesia, tetapi dunia, sebagaimana Sumut yang dikenal sebagai daerahnya orang Batak.

“Orang Batak ini seperti batang ubi, dimana diletakkan bisa hidup. Itulah kenapa Sumut ini dikenal sebagai orang Batak,” sebut Syamsul, yang juga mantan Gubernur Sumut ini.

Sedangkan terkait perhatian Gubernur terhadap sejarah dan juga pariwisata Danau Toba, Syamsul Arifin menyebutkan, kepemimpinan Edy Rahmayadi patut diapresiasi. Sebab memimpin Sumut harus penuh keseriusan dan keberanian. Karena itu, tidak akan mudah mencari sosok pemimpin pemerintahan seperti Edy.

“Mencari orang seperti Pak Edy ini sangat sulit. Karena beliau ini tidak ada takutnya. Saya kenal Pak Gub (Gubernur) ini waktu masih Letkol, dan memang begini orangnya. Tetapi pribadinya sangat baik. Maka saya atas nama tokoh masyarakat mengucapkan terima kasih telah menyiapkan tempat kepada abang saya ini (Tarida Sinambela),” pungkasnya.

Acara nonton film dokumenter Drama Sisingamangaraja XII pun diisi dengan kegiatan kuis dengan menjawab pertanyaan seputar film yang dipandu pembawa acara, Lamhot. Ditutup dengan foto bersama dan saling bertukar cendera mata antara Gubernur dan Ketua DPP KP Si Raja Oloan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *