November 21, 2024

PRIMENEWS | PANCUR BATU – Dampak dari wabah pandemi corona virus disease (Covid-19) tidak hanya dirasakan oleh sebagian kalangan, akan tetapi semua sendi kehidupan ikut terdampak termasuk Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Bukit Doa sebagai Pusat Rehabilitasi Korban Narkoba yang ada di Jalan Tuntungan Golf, Pancur Batu, Deli Serdang.

Penanggung Jawab Pusat Rehabilitasi Korban Narkoba IPWL Bukit Doa, Ps. Johnny Seragih, Jumat (27/11/2020) menyampaikan bahwa kegiatan dan aktivitas yang dijalankan di panti rehabilitasi korban narkoba tetap berjalan seperti biasanya. Bedanya adalah, selama pandemi ada aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua penghuni panti termasuk karyawan dan tamu yang datang.

Menurut Johnny Seragih, ada tiga jenis terapi yang dilakukan di Bukit Doa untuk pemulihan, pertama terapi secara religi ataupun kerohanian. Yang Kristen dipimpin oleh koordinator dari rohaniawan Kristen, yang Muslim dipimpin oleh ustadz kita yang Muslim dan staf kita yang Muslim.

“Hari Senin, kita ada kelas religi, kegitannya dipisah yang Kristen ada di ruang kelas, kemudian yang Muslim ada di pray room atau di mushola. Kemudian, hari Selasa, kita memberikan layanan secara umum untuk memberikan motivasi hidup, mengadakan seminar tentang bahaya narkoba yang kita harapkan membuka wawasan mereka di masa depan kalau nantinya mereka sudah pulang dari panti rehabilitasi ini,” tandasnya.

Kemudian, kegiatan di hari Rabu kembali dengan kegiatan religi. Hari Kamis kita mengadakan kegiatan tentang planning hidup, hari Jumat praising worship (acara religi lagi) bagi yang Kristen dan kemudian yang Muslim mengikuti salat Jumat. Dan hari Sabtu kita lebih cenderung kepada kegiatan olahraga dan ini menjadi waktu santai bagi mereka. Lalu, hari Minggu, bagi yang beragama Kristen mengikuti ibadah di gereja.

Yang kedua kita lakukan adalah terapi komuniti (therapeutic community) yang dibimbing oleh staf. The adalah metode dan lingkungan yang terstruktur untuk mengubah perilaku manusia dalam konteks komunitas yang hidup dan bertanggungjawab. Komunitas yang saling membantu ini diyakini dapat mengembalikan seorang pecandu pada kehidupan yang benar (right living).

Terapi ini juga sekaligus melatih kedisiplinan setiap residen mulai dari bangun sampai kembali tidur dan semua sudah diatur berdasarkan schedule dan programnya. Intinya adalah untuk mendisiplinkan mereka.

“Jadi, terapi komunitas ini membuat supaya mereka jangan sempat kosong pikirannya. Bagi mereka ini kalau kosong pikirannya, di saat itu dia akan teringat dan tersugesti kembali untuk memakai lagi. Mereka benar-benar dilatih untuk menjadi mandiri mulai dari bangun pagi sampai kembali tidur di malam hari,” kata Johnny Seragih.

Mulai dari merapikan tempat tidur, membersihkan kamar mereka sampai kepada kebersihan lingkungan tempat residen. Keperluan-keperluan pribadi mereka juga harus mereka jaga, mulai dari pakaian sampai kepada keperluan lainnya.

“Untuk kegiatan ketiga yang kita berikan kepada residen adalah terapi secara medis. Penerapan kegiatan terapi medis ini, Bukit Doa menyiapkan dokter (medis) yang siap setiap saat manakala ada pasien yang sakit, dan apabila tidak bisa kita tangani maka pasien tersebut akan kita rujuk ke rumah sakit yang menjadi mitra kita,” paparnya.

Secara khusus, di masa pandemi Covid-19 ini, aktivitas yang kita lakukan tetap sama dengan sebelum masa Covid-19. Hanya saja, sejak adanya himbauan dari pemerintah untuk lebih banyak diam di rumah, maka kita tidak ijinkan kunjungan keluarga.

“Kita sempat berlakukan tidak ada kunjungan keluarga dan tidak menerima klien baru. Jadi belakangan ini setelah ada kesempatan dan ada himbauan dari pemerintah dengan adaptasi kebiasaan baru dan new normal, baru kita buka kunjungan keluarga dengan mengedepankan protokol kesehatan,” katanya.

Untuk mendukung penerapan protokol kesehatan ini, Bukit Doa menyediakan tempat mencuci tangan, mewajibkan semua orang yang ada dan yang datang bertami memakai masker serta menjaga jarak ketika saat bertamu atau bertemu dengan keluarganya.

Di masa new normal ini, kita baru bisa menerima klien atau residen baru dengan syarat rapid test terlebih dahulu. Kita berikan pilihan, boleh rapid di luar atau rapid di Bukit Doa. Apabila hasilnya reaktif, kita sarankan untuk dilanjutkan dengan pemeriksaan swab atau tes usap.

“Artinya kita sangat menjaga supaya jangan sempat virus Corona masuk ke lokasi ini. Karena, kalau sempat terpapar satu orang saja maka kita khawatirkan semua pasien rehab bisa tertular,” kata suami Tina Grace Nainggolan ini.

Johnny Seragih menambahkan, sekarang sudah ada kesempatan untuk keluarga mengunjungi anaknya atau anggota keluarganya yang menjadi residen Bukit Doa.

“Syaratnya, itu tadi. Kita mengedepankan penerapan protokol kesehatan. Dimana anggota keluarga yang datang juga kita batasi hanya 4 orang. Setiap pertemuan dengan anggota keluarga, salah seorang dari staf kita harus ikut mendampingi,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *