PRIMENEWS | Jakarta : Banyak kalangan yang mengakui, bahwa aktivitas ekonomi China dinilai tak bisa dipungkiri kontribusinya bagi dunia. Termasuk, kala pandemi corona yang turut berdampak bagi negara-negara di seluruh dunia.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun menyebut, China sebagai kekuatan dunia yang berkontribusi relatif besar perekonomian global. Sehingga, tak bisa dianggap remeh.
“Ekonomi Tiongkok (China) ini hampir 18 persen pengaruhnya ke ekonomi global, kalau Amerika Serikat 25 persen. Maka, Anda suka tidak suka, senang tidak senang, mau bilang apa pun, Tiongkok (China) ini kekuatan dunia yang tak bisa diabaikan,” ujar Luhut dalam diskusi online, Jumat (5/6).
Ia pun meminta agar masyarakat tak memandang secara sempit hubungan antara Indonesia dan China. Pasalnya, politik bebas aktif yang dianut oleh Indonesia pun telah dijamin dalam UU 1945.
“Kita enggak boleh berpikir sempit, karena dalam UUD 1945 pun kita bebas aktif. Maka kita harus bisa berhubungan sama semua negara di dunia untuk buat negara kita kuat. Enggak ada alasan buat permusuhan,” ujar Luhut.
Berdasar data yang dihimpun pihaknya, dampak pandemi corona di China, berupa pelarangan berpergian yang menyebabkan arus wisatawan China ke luar negeri USD 163 juta per tahun akan menurun signifikan.
Sementara, isolasi kota atau penghentian aktivitas produksi mencakup 14 provinsi yang mempengaruhi 2/3 GDP China. Ada pula, penghentian aktivitas produksi dan berpergian telah menurunkan tingkat konsumsi di China yang berdampak bagi seluruh termasuk Indonesia.