PRIMENEWS | KAZAKHSTAN – Duta Besar RI untuk Kazakhstan-Tajikistan, Fadjroel Rahman memastikan, semua warga Indonesia aman, di tengah kerusuhan melanda Kazakhstan.
“Tadi kami sebentar keluar mengelilingi Ibu Kota Negara Kazakhstan, Nur-Sultan, memeriksa keadaan yang sudah kondusif,” kata Fadjroel, Minggu (9/1/2022).
Fadjroel menyampaikan hal itu berkenaan dengan situasi di Kazakhstan kian panas.
Demonstrasi yang berujung ricuh di Kazakhstan dilaporkan telah menewaskan setidaknya delapan personel keamanan dan melukai 317 orang lainnya.
Sebelumnya, Fadjroel menegaskan, 141 WNI di Kazakhstan dan 3 WNI di Tajikistan dalam keadaan aman dan sehat.
“Alhamdulillah semua WNI kita dalam kondisi aman. Kami selalu berkoordinasi dan siap melayani semua WNI di Kazakhstan dan Tajikistan,” ujar Fadjroel dalam unggahan di laman facebook-nya.
“Kami melaksanakan komunikasi melekat sebagai bagian dari prinsip kami sebagai The Serving Embassy Indonesian untuk melayani,” demikian ia menulis.
Untuk menunjukkan situasi sudah kondusif, Fadjroel mengunggah foto-foto dirinya di tengah kota Nur-Sultan yang bersalju.
“Suhu minus 10 derajat. Kami membeli keperluan rumah, menemukan tahu di toko Korea, dan menyempatkan potong rambut, bercukur di barbershop,” tutur Fadjroel.
Ia pun melukiskan, toko-toko sudah mulai buka dan orang-orang mulai memenuhi taman-taman kota.
Kerusuhan di Kazakhstan menewaskan 8 aparat. Pendemo bahkan sempat menduduki bandara.
Karena situasi kacau, pemerintah sampai mendeklarasikan status darurat nasional.
Selama hampir 30 tahun Kazakhstan dipimpin oleh pemimpin otokratik Nursultan Nazarbayev, sebelum dia mengundurkan diri tahun 2019 dan menyerahkan kekuasaan kepada loyalisnya Kassym-Jomart Tokayev.
Minggu (2/1/2022), beberapa ratus penduduk di kota Zhanaozen berunjuk rasa memprotes kenaikan harga bahan bakar gas cair.
Tidak ada yang menyangka, bahwa aksi protes itu menjalar ke kota-kota lain dan menjerumuskan negara itu dalam krisis terbesarnya.
Seorang sumber mengatakan kepada Reuters, para pengunjuk rasa sempat menguasai bandara di Almaty, kota terbesar di Kazakhstan.
Kerusuhan besar-besaran ini juga menyebabkan kabinet pemerintahan yang dipimpin Perdana Menteri Askar Mamin mengundurkan diri massal pada Rabu siang.
Demonstrasi sebenarnya sudah dimulai sejak pekan lalu di Provinsi Mangistau dan daerah lain di barat Kazakhstan.
Pengunjuk rasa memprotes kenaikan harga LPG, yang digunakan sebagai bahan bakar kendaraan di kawasan barat negara itu.
Pemerintah sebenarnya sudah mengumumkan penurunan harga LPG pada pekan ini. Namun, tuntutan rakyat terlanjur meluas.
Mereka menolak andil mantan pemimpin Kazakhstan, Nursultan Nazarbayev, yang dinilai masih memegang pengaruh di pemerintahan.
Aksi pun sudah menjalar ke berbagai daerah lain di Kazakhstan. Demo kian rusuh ketika para pengunjuk rasa menyerbu dan membakar gedung-gedung pemerintah.
Aparat lantas berupaya menertibkan massa dengan menembakkan gas air mata dan melemparkan granat kejut ke arah demonstran.
(JP/Siberindo)