Mei 19, 2025
Nurliana

Nurliana Harahap

Luas panen padi di Sumatera Utara periode Januari-Juni 2024 sebesar 239.212, kemudian di waktu yang sama Januari-Juni 2025 luas panennya meningkat menjadi 298.842. Pencapaian ini tidak terlepas dari pengelolaan tim yang solid.

PRIMENEWS | MEDAN-Dalam Bincang Tipis-Tipis dengan Erman Tale Daulay terkait program pemerintah mewujudkan swasembada pangan, Dr. Nurliana Harahap, SP,M.Si, Direktur Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan, Sumatera Utara yang juga Koordinator Brigade Pangan Sumut dan Koordinator Program Luas Tambah Tanam (LTT) di 2 Kabupaten (Serdang Bedagai dan Labuhanbatu Utara) menyampaikan bahwa Sumut optimis untuk menyukseskan hal itu.

Bincang Tipis-Tipis beranjak dari program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto, terutama butir kedua tentang membangun kemandirian bangsa dengan mendorong swasembada pangan.

Sebagai UPT Kementerian Pertanian di bawah BPP SDMP Nurliana mendapat tugas untuk menyukseskan swasembada pangan, termasuk LTT-nya.

“Saya sendiri mendapat tugas dan tanggungjawab untuk LTT di dua kabupaten, yaitu Serdang Bedagai dan Labuhanbatu Utara,” paparnya.

Untuk menyukseskan program-program dan mengejar target yang diberikan, perlu dukungan dan komunikasi dengan semua pihak, mulai dari tingkat pusat sampai ke daerah.

Di Pusat sudah ada penanggungjawab wilayah Sumatera Utara yaitu Plt Direktur Jenderal Perkebunan (Dirjenbun) Heru Tri Widarto, kemudian untuk Pj Kabupaten/Kota adalah mulai dari Direktur Perlindungan Perkebunan, Direktur Sawit Aneka Palma, BRMP, Polbangtan Medan, Balai Besar Proteksi Perkebunan dan lainnya.

“Jadi kami yang diberikan amanah sesuai dengan SK 109 Tahun 2025, kami juga membangun komunikasi dengan pemerintah daerah seperti PU, BWS, Dinas Pertanian dan seluruh Babinsa di wilayah Sumatera Utara untuk mendukung program swasembada pangan ini,” tandasnya.
Nurliana membanggakan Heru sebagai Pj yang lebih menonjolkan supertim.

Dampak dari adanya kolaborasi ini, lanjut Nurliana, trend yang ditemukan dilapangan, lahan-lahan yang dulunya diolah dengan indeks pertanaman (IP) 100 dengan satu kali penanaman dalam setahun, kini sudah banyak IP 200. Untuk meningkatkan ini, tidak ada lagi alasan karena sudah difasilitasi seperti penyediaan alat-alat mesin pertanian (Alsintan), dukungan Saprodi meliputi berbagai jenis, seperti benih, pupuk, pestisida, dan alat pertanian.

“Alhamdulilah, untuk dua kabupaten (Sergai dan Labura) hingga Mei atau awal Juni nanti sudah selesai IP 200 dan memasuki Juni nanti di Labura sudah memasuki IP 300. Kita sangat optimis kalau kesuksesan itu ada di depan mata kalau semua pihak mau berkolaborasi,” tegasnya.

Kemudian, berbicara tentang Brigade Pangan yang merupakan program dari Kementerian Pertanian, menurut Nurliana program ini adalah program yang memberdayakan petani-petani milenial agar mereka mampu mengolah dan meningkatkan potensi lahan yang selama ini di optimasi lahan (Oplah) seperti lahan rawa yang dulunya IP nya 100 dan sekarang ditingkatkan menjadi IP 300.

“Tapi, untuk mencapai itu harus didukung dengan Alsintan. Jadi, petani millenial itu dibekali dengan pengetahuan tentang mekanisasi pertanian. Kalau dulu panen padi menggunakan sabit, sekarang sudah berubah menggunakan mesin combine harvester, hasilnya jauh lebih bagus. Harga jual gabahnya juga sudah semakin bagus dengan HPP Rp6500 per kg dan langsung ditampung oleh Bulog.

Seiring dengan banyaknya bukti-bukti yang dirasakan oleh petani, pertama dari harga, kemudian dukungan-dukungan dari pemerintah, kemudian dukungan Alsintan, jadi petani itu semakin semangat dan semakin bergairah. Bahkan, di Labura ada lahan sawit berubah menjadi lahan sawah.

Sumatera Utara juga dikenal sebagai salah satu daerah yang melakukan penanaman padi gogo. Nurliana menambahkan bahwa di Sumut memang dikenal sebagai sentra tanaman perkebunan. Jadi, sebelum tanaman perkebunan menghasilkan petani bisa menanam padi gogo di sela-sela tanaman sawit.

“Karena, umur tanaman sawit baru 2 tahun, di sela-sela tanaman sawit tersebut bisa kita tanam padi gogo. Selain menambah penghasilan, upaya kita untuk mewujudkan swasembada pangan akan lebih cepat tercapai,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *