Juni 7, 2025
Bupati Madina

MADINA-Bincang Tipis-Tipis Erman Tale Daulay dengan Bupati Mandailing Natal (Madina), Saipullah Nasution, di rumah dinasnya beberapa waktu lalu mengulas topik tentang meningkatkan indeks pembangunan manusia dengan membangun sektor pertanian, infrastruktur, pendidikan dan kesehatan.

Dimulai dari cerita tentang hajat hidup orang banyak, yaitu mata pencarian pertanian. Menurut Saipullah Nasution, membangun pertanian di Madina berkaitan erat dengan ketahanan pangan sebagaimana termaktub pada Asta Cita Presiden Prabowo pada butir kedua, bahwa membangun kemandirian bangsa dengan mendorong swasembada pangan menjadi salah satu cita-cita dan wajib sudah harus dilaksanakan.

“Karena, kita lihat geopolitik dunia saat ini, di mana masing-masing negara harus mempersiapkan diri dalam ketahanan pangan terutama karena kita lihat negara-negara besar sedang banyak konflik, baik itu konflik ekonomi, konflik sosial maupun situasi Gaza,” paparnya.

Madina menurut Saipullah mengambil mgaris tegas terutama dalam hal infrastruktur yang berkaitan erat dengan ketahanan pangan. Untuk lahan, Madina memiliki sekitar 20.000 hektar lahan dan terpilih menjadi salah satu lumbung ketahanan pangan di Sumatera Utara.

Begitu dilantik menjadi Bupati Madina, Saipullah langsung ambil langkah cepat mengumpulkan OPD, Sekda dan Asisten untuk membicarakan bagimana mengoptimalisasi lahan yang ada supaya bisa lmenghasilkan produksi yang secara mandiri untuk kebutuhan Madina dan bahkan ke depan bisa ekspansi atau bahkan ke depan hasil pertanian Madina bisa dimanfaatkan tetangga seperti Tapanuli Selatan, Padangsidimpuan atau Sumatera Barat.

“Saat ini indeks pertanaman kita masih di 2,5 belum sampai indeks 3. Artinya, indeks ini diukur dengan panen setiap tahun. Ada yang masih dua kali setahun, tapi rata-ratanya di 2,5 lah. Kemudian, produksi per hektar kita masih di kisaran 5 ton sampai 6 ton per hektar,” paparnya.

Untuk meningkatkan hasil produksi ini, kata Saipullah, tentu perlu persiapan dalam banyak hal terutama dalam hal penyediaan benih unggul, menggunakan teknologi pertanian yang bagus, pupuk yang ramah lingkungan serta irigasi yang terpadu.

Persiapan demi persiapan dilakukan terutama dalam mewujudkan swasembada pangan. Regenerasi petani sebagai upaya pergeseran dari pertanian konvensional ke pertanian modern. Brigade Pangan yang dibentuk melibatkan generasi milenial diberi edukasi dan sosialisasi agar perpaduan antara muda dengan yang tua tetap bisa bersinergi untuk keberlangsungan pertanian di masa depan.

“Dari pengamatan kita di lapangan, hasil produksi di kisaran 5 ton sampai 6 ton masih dipengaruhi oleh fanatisme petani yang menggunakan pupuk satu jenis, petani perlu diedukasi untuk menggunakan pupuk organik terutama saat mengolah tanah,” katanya.

Di Pulau Jawa, hasil produksi per hektar ada yang sampai 9 ton bahkan 10 ton per hektar. Hal seperti ini yang perlu disosialisasikan kepada petani agar mereka mengikuti apa yang disampaikan PPL terutama dalam hal pola tanam menggunakan teknologi pertanian.

Untuk penanganan pasca panen, di Madina masih menggiling padi secara konvensional, katakanlah produktivitas 10 ton sementara kemampuan menggilingnya hanya bisa 2 ton. Menyikapi hal ini perlu modernisasi penggilingan.

“Kita sudah bicarakan dengan Sekjen Kementerian Pertanian dan sudah disampaikan agar kami menghitung produktivitasnya dan kebutuhan mesin penggiling dengan sistem elektronik, dilengkapi dengan pemanas dengan kapasitas 30 ton per jam,” katanya.

Ke depan, lanjut Saipullah pengolahan tanah menggunakan alat teknologi yang baru, menggunakan pupuk yang sesuai dan ramah lingkungan, bibit yang bagus dan panennya ditampung Bulog dengan harga Rp6.500 per kilogram,

“Kalau dijalankan secara bersama-sama, mungkin dalam 2 tahun kita sudah bisa mencapai tujuan swasembada beras di Madina,” tegasnya.

Lebih lanjut Bupati Madina menyampaikan, berbicara tentang sektor pertanian, ketika persoalan petani bisa diselesaikan itu artinya sama dengan menyelesaikan masalah mayoritas penduduk. Karena mayoritas penduduk memang bekerja di sektor pertanian. Kemudian kalau anak petani bisa beli baju berarti pedagang baju mendapat keuntungan. Kalau anak petani bisa jajan berarti sektor kuliner bisa bergairah.

Saipullah menyampaikan bahwa petani jangan hanya lihat satu aspek saja, yaitu tanaman padi. Aspek lainnya juga ada seperti perikanan, tanaman
hortikutura, yang bisa ditanam setelah pertanaman padi. Untuk lahan lainnya, di Madina juga sudah banyak tanaman padi gogo.

Kemudian untuk mendukung sentra produksi pertanian di Madina, pembangunan infrastruktur juga menjadi perhatian agar hasil usaha tani masyarakat bisa langsung dijangkau oleh pembeli.

“Di Madina sendiri masih ada 1400 km lagi jalan yang perlu diperbaiki agar konektivitas ekonomi di pedesaan dengan kecamatan bahkan kabupaten bisa berjalan dengan baik. Paling tidak nanti ke depan CSR perusahaan yang ada di Madina dialokasikan untuk membangun infrastruktur di Puncak Sorik Marapi dan Lembah Sorik Marapi, misalnya. Sehingga untuk daerah itu mungkin tertangani,” katanya.

Salah satu target Pemkab Madina ke depan, membuka akses ekonomi dari Panyabungan Timur tembus ke daerah kabupaten Padamg Lawas. Diharapkan dengan dibukanya jalan ini bisa meningkatkan perekonomian dua kabupaten.

Berbicara tentang pendidikan, sumber daya manusia adalah sangat vital dan menjadi faktor utama dalam pengembangan potensi daerah. Kalau SDM-nya tidak siap, daerah tersebut akan dikuasai oleh orang-orang dari luar yang memiliki kompetensi.

“Inventarisasi masalah pendidikan sudah kita lakukan mulai dari pendidikan Bunda PAUD, TK, SD, SMP dan SMA. Kita juga sudah mengumpulkan kepala sekolah SMA, para Kacabdis untuk membicarakan metode dan pola pendidikan yang lebih baik ke depannya. Di mana, lulusan SMA dari Madina bisa diterima di universitas unggulan di seluruh Indonesia,” jelasnya.

Bagaimana dengan sektor kesehatan? Bupati Madina menyampaikan bahwa dalam program kerja 100 hari akan memindahkan Rumah Sakit Umum Daerah Panyabungan ke daerah Panatapan menjadi rumah sakit baru yang segera dioperasikan. Padahal rumah sakit tersebut sudah lama dibangun.

“Harapan kita ke depan, kalau ada orang yang sakit dan masuk rumah sakit tidak perlu harus lama-lama menginap di rumah sakit. Karena, ke depan rumah sakit tersebut akan dilengkapi peralatan yang bagus dan bisa menangani berbagai jenis penyakit. Sarana dan prasarana akan disiapkan termasuk mempersiapkan dokter spesialisnya,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *