November 21, 2024
Vieus Coeona

PRIMENEWS | MEDAN– Peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke-92 (28 Oktober 1928-28 Oktober 2020) suasananya sangat jauh berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Kalau tahun sebelumnya kita bisa mengadakan kegiatan di luar rumah atau upacara khusus di lapangan.

“Tapi, di masa pandemi Covid-19 yang juga melanda Indonesia telah memberikan dampak yang sangat luar terhadap berbagai sektor meliputi sektor kesehatan, ekonomi, pendidikan, wisata, dan sektor lainnya,” kata Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Kota Medan, Drs. Wong Chun Sen, MPd.B, Rabu (28/10/2020).

Virus Corona yang mewabah sampai ke Medan, Sumatera Utara, lanjut Wong telah mengakibatkan dampak yang sangat luar biasa. Korban meninggal dunia sudah banyak, jumlah korban yang bisa bertahan dan sembuh juga sangat banyak.

“Dampak dari wabah pandemi Covid-19 ini semakin terasa ketika beberapa perusahaan terpaksa melakukan PHK atau merumahkan karyawannya. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah telah menyalurkan beberapa program untuk mengatasi masalah ini,” tandas Wong yang akrab disapa Tarigan.

Kalau mengingat perjuangan pemuda di masa lalu dengan sumpahnya yang kemudian disebut Sumpah Pemuda “Satu Nusa, Satu Bangsa dan Satu Bahasa”, kata Wong Chun Sen, sekarang perjuangan kita berbeda dengan masa tahun 1928.

Wong yang juga Ketua Generasi Muda-mudi Budhis Indonesia (Gemabudhi) Sumut berharap kepada seluruh masyarakat terutama pemuda untuk tidak pasrah atau menerima nasib begitu saja tanpa ada usaha untuk bangkit atau bergerak.

“Melalui peringatan Sumpah Pemuda yang ke-92 bertema ‘Bersatu dan Bangkit’, saya mengajak para pemuda untuk tetap bersatu dan bangkit. Kita jadikan momen Sumpah Pemuda untuk bangkit dari dampak pandemi Cvid-19,” katanya.

Bersatu dan bangkit, kata Wong yang juga Anggota DPRD Medan ini adalah tidak mudah berputus asa atau pasrah begitu saja dengan keadaan yang ada. Kita harus segera bangkit dan berbuat sesuatu yang bermakna.

“Kita harus tetap semangat, kreatif, dan inovatif. Dengan semangat bersatu dan bangkit akan membuktikan bahwa kita memiliki kepedulian terhadap masa depan bangsa ini ke depan. Pemuda adalah penerus bangsa,” tandasnya.

Lantas apa peran pemuda di masa pandemi Covid-19 ini? Jawaban dari pertanyaan ini adalah pemuda sebagai generasi penerus harus jadi pelopor dan memberi contoh, salah satunya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

“Pemuda harus memberi contoh penerapan protokol kesehatan yang benar kepada masyarakat. Pemuda harus menjadi pelopor dan barisan terdepan dalam penerapan protokol kesehatan. Mari beradaptasi dengan kebiasaan baru untuk selalu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak dalam setiap kesempatan,” pungkasnya.

Penerapan protokol kesehatan ini harus kita mulai dari diri kita sendiri, tambahnya. Kemudian, kita sosialisasikan dan sebarkan kebiasaan baik ini kepada orang lain. Kelak dengan cera itu kita telah berkontribusi dalam memutus penyebaran virus Covid-19.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *