PRIMENEWS | Jakarta : Lagi musim pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, banyak kalangan yang mengedepankan kehati-hatian dalam memilih investasi. Kabar terbaru hari ini, harga emas diprediksi akan terus meningkat. Bahkan emas Antam dinilai akan menyentuh Rp 1 juta per gram di tahun ini.
Mengutip laman Logam Mulia, Senin (6/7), harga emas Antam sebesar di Rp 930.000 per gram. Harga emas Antam ini naik Rp 2.000 dari harga Jumat (3/7) lalu di Rp 928.000. Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam naik Rp 3.000 dan berada di Rp 828.000 per gram.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, memproyeksi harga emas masih mungkin untuk bisa menyentuh Rp 1 juta per gram. Dengan syarat, harga emas spot di pasar global bisa melebihi USD 1.800 per troy ons.
Adapun pada Sabtu (4/7), harga emas global mencapai USD 1.787,3 per troy ons, turun tipis 0,15 persen dibandingkan hari sebelumnya. Namun harga emas melesat jika dibandingkan 52 minggu lalu yang berada di level USD 1.425,8 per troy ons.
“Untuk emas Antam, pergerakan ke arah Rp 1 juta per gram masih mungkin, meski sulit. Untuk itu harga emas spot harus di atas USD 1.800 dan di saat bersama nilai tukar USD/IDR berada di kisaran Rp 15.000,” kata Ariston, Senin (6/7).
Dia melanjutkan, jika nantinya harga emas menyentuh Rp 1 juta, masyarakat bisa mulai menjual emas dan mendapatkan keuntungan. Namun Ariston menyarankan agar sebagian emas tersebut tetap diinvestasikan, karena masih ada kemungkinan menguat lebih lanjut.
“Ketika sudah Rp 1 juta, investor bisa merealisasikan keuntungannya sebagian untuk mengamankan keuntungan. Dan sebagian bisa di-hold karena potensi penguatan masih ada,” jelasnya.
Penguatan emas yang berlanjut tersebut seiring dengan virus corona yang masih tinggi secara global maupun domestik serta belum adanya vaksin antivirus corona.
“Pekan ini harga emas masih berpotensi menguat, karena pasar masih mengkhawatirkan penularan global COVID-19 yang terus meninggi dan vaksin belum ditemukan,” kata Ariston.
COVID-19 juga dinilai mengganggu aktivitas ekonomi global. Masyarakat enggan beraktivitas secara normal karena takut terjangkit virus ini.
Selain itu, ketegangan hubungan AS dan China yang semakin memanas akan berdampak negatif ke negara lain.
Stimulus besar bank sentral, terutama bank Sentral AS, Federal Reserve, juga dapat mengerek harga emas. Hal ini lantaran The Fed memperbesar likuiditas dolar AS kepada beberapa perbankan Negeri Paman Sam tersebut.
“Kekhawatiran pasar mendorong pelaku pasar beralih ke aset aman, seperti emas. Harga emas spot masih berpotensi menguat ke arah USD 1.800 per troy ons,” tambahnya.