PRIMENEWS | JAKARTA – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bekerja sama dengan pemerintah daerah dan lembaga mitra menyalurkan bantuan bagi anak yatim piatu korban COVID-19 serta perempuan kepala keluarga yang terdampak pandemi di Provinsi Bali.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga menyampaikan 234 paket bantuan bagi anak yang menjadi yatim, piatu, maupun yatim piatu akibat COVID-19 serta 120 paket bantuan bagi perempuan kepala keluarga yang terdampak pandemi COVID-19 di Provinsi Bali.
“Bantuan yang kami lakukan hari ini masih jauh dari pada cukup, mudah-mudahan ini menjadi perhatian kita bersama bahwa hari ini adalah langkah awal untuk memberikan pendampingan kepada anak-anak yang kurang beruntung,” katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Minggu.
Bintang mengatakan bahwa menurut data September 2021 jumlah anak yang menjadi yatim, piatu, atau yatim piatu karena pandemi COVID-19 sebanyak 20.887 anak.
“Khusus di Provinsi Bali ada sebanyak 265 anak, namun bantuan yang kami berikan adalah 234. Ini adalah hasil verifikasi (data anak) yang membutuhkan bantuan,” katanya.
Di Provinsi Bali, paket bantuan dari KPPPA, Pemerintah Provinsi Bali, Forum Zakat, Kura Kura Bali/ Yayasan Upaya Indonesia Damai, dan Indo Non-Woven disalurkan kepada anak-anak yang kehilangan orang tua akibat COVID-19 serta perempuan kepala keluarga terdampak pandemi di Denpasar, Gianyar, Jembrana, Tabanan, Karangasem, Buleleng, Bangli, Badung, dan Klungkung.
KPPPA berupaya memastikan setiap anak yang kehilangan orang tua akibat COVID-19 terdata dan terpenuhi hak-haknya.
Bintang mengimbau para orang tua tunggal maupun keluarga asuh yang membutuhkan bantuan memanfaatkan layanan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) untuk berkonsultasi atau mendapat pendampingan psikolog. Puspaga tersedia di Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Badung di Provinsi Bali.