Menurut Akhmad Khambali, Candi Bukan Hanya Sekadar Peninggalan Sejarah

0
578

PRIME-NEWS | Medan : Banyak peninggalan sejarah di Indonesia yang akhirnya terpinggirkan dan upaya untuk pelestariannya tak pernah dianggap serius oleh banyak kalangan. Kita harus bersyukur kalau sampai hari ini Candi Borobudur, Candi Prambanan dan Ratu Boko yang bernaung dibawah PT Taman Wisata Candi (Persero) masih bisa eksis.

Menurut Ketua Umum Gerakan Mitra Santri Nusantara (Gema Santri Nusa) Akhmad Khambali, SE, MM sebagai bangunan suci, candi bukan sekadar peninggalan sejarah yang hanya dinikmati sebagai obyek wisata.

“Di dalamnya terkandung khasanah Adiluhung (keagungan filsafat dan sastra) serta Edipeni (keindahan dan kemegahan fisik). Eksotika-nya bukan untuk dieksploitasi sebagai komoditas. Borobudur, Prambanan dan Boko, mesti dikembalikan kesuciannya guna menghadirkan spirit agung nilai-nilai humanisme universal yang berwawasan kesejahteraan ekologis,” paparnya.

Lebih lanjut Akhmad Khambali menyampaikan, melalui tiga icon kebesaran bangsa ini niscaya Borobudur, Prambanan dan Boko bisa menjadi suar yang menyampaikan pesan bahwa dari Indonesia kita bisa kabarkan semangat kedamaian, ketentraman dan kemakmuran umat manusia.

Melestarikan Pesona Adiluhung-Edipeni, kata Akhmad Khambali antara lain dengan menjaga martabat, kesakralan dan kesucian Situs.Sebagai bangunan suci, candi bukan sekadar peninggalan sejarah yang hanya dinikmati sebagai obyek wisata.

“Eksotikanya bukan untuk dieksploitasi sebagai komoditas. Borobudur, Prambanan dan Boko, mesti dikembalikan kesuciannya guna menghadirkan spirit agung nilai-nilai humanisme universal yang berwawasan kesejahteraan ekologis,” tandasnya.

Akmad Khambali menyampaikan harapannya ke depan, perlu ada upaya untuk menata ulang kawasan demi meningkatkan nilai kesakralan situs. PT. Taman Wisata Candi ke depannya akan menjadi BUMN wisata yang menjadi teladan bagi pengelolaan situs-situs lainnya yang tersebar di Nusantara.

Agar lebih maksimal, kata Khambali perlu mengedepankan optimalisasi SDM pariwisata demi terwujudnya Indonesia Maju-Bermutu. Kemudian meningkatkan nilai/situs bersejarah/warisan dunia, sehingga menjadi daya dorong peningkatan nilai ekonomis.

“Konvergensi bersama stakeholder pariwisata dunia perlu digagas, bersamaan dengan melibatkan masyarakat setempat (stakeholder lokal) sebagai satu kesatuan manajemen pariwisata komprehensif, menguntungkan dan berkeadilan,” tandasnya.

Akhmad Khambali menegaskan, untuk memaksimalkan arus kunjungan dengan tetap menjaga kelestarian candi antara lain bisa dengan menyelenggarakan even dunia yang membawa spirit budaya bangsa-bangsa dan tidak hanya terpusat pada tiket masuk atau even-even megah.

“Andaikan kalau saya diberi kepercayaan untuk lebih memaksimalkan kawasan ini, perlu ada strategi pengembangan bisnisnya ke depan, dimana kawasan wisata candi bisa dimaksimalkan dengan konsep RADIAL (holistic). Dimana, radius titik nol, sebagai Area Suci. Radius Dalam, sebagai Visualisasi Kebesaran yang indah dan Agung,” tuturnya.

Sementara untuk radius luarnya, kata Khambali 1 km sebagai pengkayaan dan peragaman keindahan (atraksi wisata dan budaya). Kemudian 3 km sebagai kawasan pendukung wisata dan usaha (resto, hotel, toko oleh-oleh) dan jaral 5 km dari candi, lahan pertanian, desa wisata dan kerajinan, serta memaksimalkan jalur Jogja-Borobudur, Prambanan dan Bokoe.Jalur Semarang-Borobudur, dan Solo-Prambanan.

“Untuk lebih memaksimalkan pengembangan bisnisnya ke depan, lanjut Akhmad Khambali bisa dengan memanfaatkan aplikasi pariwisata selaras dengan semangat Industri 4.0 serta memanfaatkan teknologi informasi yang semakin maju,” kata Ahmad Khambali.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here