PRIMENEWS | MEDAN-Salah seorang tokoh masyarakat Sumatera Utara, Dr. Parlindungan Purba menyampaikan keprihatinannya terkait aksi tawuran yang terjadi di salah satu SPBU Jalan Kapten Sumarsono dan menewaskan seorang pelajar SMK N 9 Medan akibat ditusuk menggunakan senjata tajam.
Menurut mantan Anggota DPD RI Asal Sumut ini, aksi yang dilakukan tepat di peringatan Hari Guru Nasional, Jumat (25/11/2022) harus menjadi bahan evaluasi bagi semua kalangan.
“Kita harus melihat esensi dari peristiwa ini apa pengebabnya. Evaluasi terhadap pola asuh anak sejak dini perlu menjadi perhatian. Para pelaku tawuran perlu ditanyai apa latar belakang dan dasar apa mereka akhirnya turun ke jalan dan melakukan aksi tawuran hingga menyebabkan hilangnya nyawa seseorang,” kata Parlindungan.
Ada hal-hal kecil yang sering terlupakan dalam mengawal tumbuh kembang anak, lanjutnya. Tidak hanya pola asuh dan pola pengajaran anak di sekolah. Pembentukan karakter anak, termasuk juga penanaman nilai-nilai keagamaan ditengah keluarga apakah sudah benar dilakukan atau abai sama sekali.
“Terkadang kita merasa tugas kita sebagai orang tua sudah cukup untuk menyekolahkan anak, memberinya makan, memberinya uang jajan. Tapi, kita lupa untuk berkomunikasi dengan anak. Bagimana proses belajarnya, apa kendala yang dihadapi dan bagaimana dengan teman-temannya, dan bagaimana sekolah melakukan pengawasan terhadap anak didiknya,” tandasnya.
Tidak hanya orang tua, kata Parlindungan Purba, pihak sekolah juga perlu lebih ketat saat anak didik sudah memasuki areal sekolah. Melakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan anak didiknya.
“Karena, sudah jadi tren saat ini pelajar datang ke sekolah bukan lagi bawa buku, tapi celurit, pisau, besi, dan benda-benda tajam serta benda lainnya untuk dijadikan alat tawuran. Anak didik sekarang suka cari-cari pasal untuk menunjukkan jati dirinya hebat. Peran orang tua menjadi kunci utama melakukan pengawasan tingkat pertama saat anak berangkat ke sekolah,” paparnya.
Untuk pengawasan terhadap masalah aksi tawuran yang akhir-akhir ini sering terjadi di Kota Medan, Parlindungan meminta aparat penegak hukum dalam hal ini Kepolisian untuk mengaktifkan kembali patroli keliling terutama di sentra-sentra sekolah yang kerap melakulan aksi konvoi dan tawuran.
“Aparat penegak hukum sudah saatnya turun langsung ke sekolah untuk melakukan razia, bila perlu lakukan tes urine untuk melacak apakah mereka sudah ikut dalam lingkaran pemakai atau pengedar narkoba,” paparnya.
Lebih lanjut Parlindungan Purba menyampaikan bahwa perkembangan teknologi dan semakin mudahnya kita mengakses informasi dari berbagai belahan dunia perlu menjadi perhatian semua kalangan.
“Anak-anak milenial sekarang harus didampingi dan diedukasi bahwa prestasi yang membanggakan itu adalah ketika siswa mampu menunjukkan prestasinya lewat kemampuan dalam belajar, dalam olahraga atau mengikuti kompetisi bergengsi. Bukan karena ikut konvoi lalu diamankan Polisi atau ikut kelompok begal dan berhasil mencuri sepeda motor atau tertangkap tangan karena mengonsumsi narkoba. Itu bukan prestasi tapi sebuah kemunduran yang akhirnya bisa menciptakan lost generation di masa yang akan datang,” tegasnya.
Parlindungan menambahkan, sekarang saatnya kita melakukan evaluasi terhadap pola asuh kita kepada anak. Karena, setiap orang tua pasti sudah punya rencana terindah terhadap masa depan anak-anaknya.