PRIMENEWS | MEDAN – KH. Akhmad Khambali Selaku Ketua Umum Gema Santri Nusa yang Juga Sekretaris Forum Kyai Muda Sumut mengemukakan, keberadaan Ulama dewasa ini diharapkan dapat memaksimalkan peran dan fungsinya di tengah-tengah arus perubahan zaman menyiratkan kehidupan yang hedonis dan materialistis.
Peran ulama khususnya yang bernaung di bawah MUI Sumut hendaknya diperluas, ulama tidak saja berdiri di garis terdepan dalam mengokohkan sendi-sendi moral, etika dan spritual kehidupan berbangsa dan bernegara.
Lebih dari itu, lanjut Khambali ulama juga diharapkan mampu menyerahkan dan mencerdaskan umat dengan ajaran nilai-nilai Islam.
Kyai Khambali selaku Sekretaris Forum Kyai Muda Sumut dan Ketum Gema Santri Nusa memaparkan hal tersebut saat menjadi Narasumber Halaqoh Kebangsaan secara virtual, Minggu (05/9/2021).
Acara Halaqoh ini diHadiri ormas Islam, kelompok pengajian dan pondok pesantren. Kyai Khambali mengatakan, Halaqoh ini sebagai momen untuk revitalisasi fungsi MUI yang menyangkut empat hal, di antaranya Pertama, memberikan fatwa dan nasehat kepada umat Islam dan pemerintah mengenai masalah keagamaan dan kemasyarakatan.
Kedua, MUI menjadi wadah Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah, Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Basyariyah, Ketiga, MUI sebagai organisasi yang mewakili umat Islam hendaknya sebagai Pengayom, sebagai Wadah yang memberi keteduhan semua Lapisan Masyarakat, jangan sampai MUI di Politisasi oleh orang orang yang hanya ingin memecah belah ummat hanya untuk kepentingan Pribadi dan kekuasaa.
Keempat, MUI menjadi penghubung timbal balik antara ulama dan umarah guna mensukseskan roda pembangunan.
Untuk mewujudkan revitalisasi, para pengurus MUI harus mempunyai re-fresh (menyegarkan kembali program yang telah dilakukan), re-charger (mengulang dan mengisi kembali), re-orientasi (terus melakukan kegiatan/aktivitas) dan re-focus (memfokuskan kembali program-program yang telah dan yang akan dilaksanakan).
Kyai Khambali mengimbau agar dengan sistem nilai yang lebih terbuka dewasa ini, dapat mengadopsi dan mengembangkan nilai-nilai baru dalam hal perkembangan teknologi seperti e-Government.
Namun kiranya dengan keterbukaan informasi hendaknya diimbangi dengan kedewasaan berpikir dan bersikap, sehingga nilai yang hakiki seperti agama, moral dan budi pekerti tidak luntur sejalan dengan perkambangan zaman.
“Saya memberikan apresiasi yang tinggi atas kegiatan Halaqoh Kebangsaan hari ini, karena sebagai awal revitalisasi peran ulama bersama pemerintah membangun kerukunan umat Islam di Indonesia khususnya di Sumatera Utara,” ujar Kyai Khambali.
Kyai Khambali yang Juga Pengurus Badan Penanggulangan Ekstrimisme dan Terorisme (BPET) MUI Pusat mengatakan, di dalam suasana hiruk pikuk negara yang menuntut keadilan, kita sebagai bangsa majemuk yang memiliki keanekaragaman baik agama, budaya, bahasa dan adat istiadat, tentunya harus terus menjalin silaturrahmi dengan memperkuat ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Wathoniyah, Ukhuwah Insaniyah dan Ukhuwah Basyariyah.
Setiap hal yang menuntut keadilan tentunya akan terjadi gejolak. Tetapi alhamdulillah masyarakat Sumut tidak terpancing dengan isu yang memecah belah persatuan. Untuk itu, saya atas nama Ketua Umum Gema Santri Nusa , ia meminta agar MUI Sumut sebagai Garda Terdepan Pengayom dan Penyeimbang, agar Keberadaan MUI Sumut lebih berkarakter dan Berwibawa, apalagi dengab membawa Label Ulama sangat berat.
“Jadikanlah keanekaragaman itu menjadi nikmat yang harus disyukuri dalam mencari kebersamaan, bukan kemajemukan untuk memperlebar perbedaan,” ujar KH. Akhmad Khambali.