November 21, 2024
19 Vaksin

PRIMENEWS | JAKARTA – Direktur Pelayanan Kesehatan (Diryankes) RSPAD Gatot Soebroto Brigjen TNI Nyoto Widyoastoro memastikan bahwa pengembangan Vaksin Nusantara tak dipindah ke RSPAD Gatot Subroto. Sebelumnya, sejumlah tahap dilakukan RSUP Pusat dr. Kariadi Semarang.

Lebih lanjut dipaparkan Nyoto, pihaknya hanya melakukan pengambil sampel sel dendritikdendritik yang menjadi bahan dari Vaksin Nusantara.

“Sebetulnya bukan dipindah atau tidak dipindah. Ini penelitian mengenai sel dendritik bahan utama untuk dalam penanganan Covid-19,” ucapnya di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (19/4/2021).

Dia memaparkan, saat ini RSPAD memang tengah melakukan penelitian mengenai vaksin dendrintik untuk penanganan Covid-19. Menurutnya, penelitian tersebut juga tak dilakukan secara asal-asalan dan tetap mengikuti aturan yang telah ditetapkan.

“Memang ini dicoba barangkali untuk membuat vaksin yang dari dendritik, yaitu ditujukan untuk vaksin, diharapkan untuk vaksin Covid-19. Tapi ini harus dengan penelitian yang baik, artinya dengan penelitian yang lugas, legal secara ilmiah diterima secara ilmiah,” ungkapnya.

Di kesempatan yang sama Wakil Kepala RSPAD Mayjen TNI Lukman Ma’ruf menuturkan bahwanya sel dendritik bukanlah hal yang baru. Menurutnya, sel tersebut telah digunakan dalam pengobatan penyakit kanker.

“Jadi penelitian sel dendritik itu untuk mengobati cancer. Kemudian ada dikembangkan untuk kemungkinan mencari solusi untuk menghadapi Covid-19,” kata Lukman.

Sebelumnya, Tim peneliti melakukan serangkaian tahap uji klinis fase dua vaksin anti Covid-19 yang diberi nama Vaksin Nusantara di RSUP Pusat dr. Kariadi, Kota Semarang. Tim peneliti terdiri dari PT. Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma) bersama AIVITA Biomedical asal Amerika Serikat, dan Fakultas Kedokteran Undip.

“Pengembangan Vaksin Nusantara saat ini memasuki uji klinis fase kedua setelah fase pertama untuk mengetahui keamanan vaksin telah selesai dilaksanakan pada akhir Januari 2021 dengan hasil baik tanpa ada keluhan berat yang dirasakan oleh 27 sukrelawan vaksin,” kata salah seorang peneliti Yetty Movieta Nency di RSUP dr. Kariadi Semarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *