November 21, 2024
13 Messi

PRIMENEWS| BRASIL – Copa America edisi yang tertunda satu tahun akan segera digelar Minggu 13 Juni atau Senin pagi WIB di Brasil setelah sempat menggantung menantikan putusan mahkamah agung Brasil mengenai boleh tidaknya negara itu menyelenggarakan turnamen sepak bola se-Amerika Latin.

Turnamen ini menjadi ajang para bintang sepak bola Amerika Selatan baik yang bermain di benuanya, bagian dunia lainnya, maupun Eropa pada khususnya. Berikut enam pemain yang bakal menjadi pusat perhatian turnamen itu dikutip Reuters dan dilansir Antara.

Messi sudah memenangkan segalanya bersama Barcelona tetapi tak satu pun trofi bersama tim senior Argentina dan masanya akan segera habis.

Argentina tak pernah menjuarai turnamen besar sejak Copa America 1993, sedangkan Messi pernah mengantarkan negaranya ke final turnamen ini pada 2015 dan 2016 namun kalah adu penalti.

Orang yang dianggap banyak kalangan sebagai pemain terbesar sepanjang masa itu ingin memprioritaskan mengantarkan Argentina juara turnamen besar sebelum pensiun.

Messi akan berusia 36 tahun saat Copa mendatang dan gelar juara Piala Dunia sepertinya masih jauh dijangkau oleh Argentina, sehingga Copa America kali ini menjadi peluang terbaiknya untuk mengakhiri paceklik gelar bersama timnas.

Turnamen baru, peluang baru bagi Neymar untuk menyabet gelar besar bersama Brasil dan menambah trofi internasional besarnya dalam lemari piala yang diisi penghargaan-penghargaan tingkat klub dan perseorangan.

Neymar absen ketika Brasil menjuarai Copa America di negeri sendiri pada 2019 dan saat negerinya merebut medali emas Olimpiade 2016 atau Piala Konfederasi 2013.

Pelatih Timnas Tite tak mau mengesampingkan Neymar karena dia tetap bakat hebat Brazil, tetapi setelah penampilannya pada Piala Dunia 2018 dikritik hebat dan Brasil juara Copa pada 2019, Neymar akan berusaha mengukuhkan kehadirannya dalam turnamen ini

Klub-klub Liga Inggris berebut mendatangkan gelandang remaja Ekuador Moises Caicedo tahun ini dan keputusannya memilih Brighton & Hove Albion mengejutkan banyak orang.

Dikenal karena umpan renyahnya dan stamina box-to-box, remaja berusia 19 tahun ini belumlah membuat debut bersama klub Liga Inggrisnya itu namun pada level internasional dia sudah mematrikan prestasinya.

Dia tampil pertama kalinya untuk Ekuador dalam usia 18 tahun dan menjadi pencetak gol termuda dalam sejarah negeri itu ketika menjaringkan gol saat menghancurkan Uruguay 4-2 Oktober silam.

Copa America bisa menjadi kesempatan bagi Caicedo untuk menunjukkan kepada khalayak lebih luas seperti apa kemampuannya.

Venezuela memang kecil kemungkinannya menjuarai turnamen ini yang bersama Ekuador adalah tim Amerika Selatan yang tak pernah menjuarai Copa America, tetapi Yeferson Soteldo akan melanjutkan penampilan cemerlangnya belakangan ini.

Pemain sayap kecil ini mungkin bermain fantastis dalam perjalanan Santos ke final Copa Libertadores dan dribelnya yang mengecoh menjadi favorit suporter.

Dia pindah ke Toronto FC pada April dan cedera berketerusan bisa membuatnya absen dalam Copa. Venezuela mesti menunggu sampat menit terakhir untuk memastikan kehadirannya.

Alexis Sanchez banyak dipuji karena performanya di barisan depan Chile tetapi mitra serangnya, Eduardo Vargas, selalu menjadi pemain penting untuk Timnas Chile.

Vargas bermain bersama tujuh klub di delapan negara selama 14 tahun.

Namun dia subur pada level internasional dengan mencetak 38 gol dari 94 pertandingan. Lebih dari itu, Copa America adalah lingkungan alaminya. Dia adalah top skorer turnamen ini pada 2015 dan 2016.

Chile tertatih-tatih belakangan tahun ini sampai absen pada Piala Dunia 2018. Bagaimana kiprah Chile dalam turnamen ini akan tergantung kepada bagaimana pemain berusia 31 tahun ini tampil.

Dijuluki Gabigol saat menjadi bocah ajaib di Santos, striker Barbosa kelihatannya menyukai julukan ini, tapi dia gagal tampil cemerlang bersama Inter Milan dan Benfica. Ini memicu pertanyaan apakah dia sebenarnya mampu mencatat sukses pada level tertinggi.

Padahal sewaktu bersama klub asalnya di Brazil bersama Flamengo, Barbosa menemukan pijakannya, reguler mencetak gol, yang paling terkenal adalah mencetak dua gol pada saat-saat menentukan yang membuat klub itu menjuarai Copa Libertadores pada 2019.

Copa America pun akan menjadi peluang untuk membuktikan kepada mereka yang meragukan kemampuannya dengan bersinar pada level internasional.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *