November 21, 2024
24 Virus Corona

PRIMENEWS-Pekan lalu, volunter pertama telah disuntik vaksin yang tengah dikembangkan untuk memusnahkan Virus Corona COVID-19 yang menyebabkan puluhan ribu nyawa melayang. Dan hasilnya ternyata cukup menggembirakan.

Vaksin ini sendiri dikembangkan oleh Moderna Therapeutics dan harapan tinggi dapat menjadi penangkal Corona kini terbuka lebar. Meski perkiraan vaksin baru bisa digunakan paling tidak setahun ke depan, namun kabar ini tetap membuat bahagia. Terlebih dengan fakta bahwa hingga saat ini belum diketahui metode pasti untuk penyembuhan pasien terpapar Corona.

Dari hasil uji coba pada manusia tersebut, pihak pengembang virus ini mengklaim telah mengantongi banyak informasi termasuk bagaimana kerja sistem kekebalan untuk melawan virus mematikan ini serta memberikan catatan mengambil langkah awal jika virus serupa kembali menyerang.

Untuk tahap selanjutnya, vaksin ini akan diuji coba pada 45 volunter sehat yang belum terinfeksi virus SARS-CoV-2, biang keladi COVID-19. Uji coba dengan skala lebih besar ini akan difokuskan pada beberapa hal mulai dari keamanannya hingga percobaan penggunaan dosis yang berbeda.

Baru setelah itu akan dilanjutkan dengan uji coba yang lebih besar lagi bahkan kemungkinan dengan melibatkan ribuan volunter. Baru setelah vaksin terbukti aman dan sukses baru akan diproduksi secara besar-besaran.

Hal lain yang tak kalah menggembirakan, pengembangan vaksin ini diakui President Moderna Therapeutics, Dr Stephen Hoge, berjalan lebih cepat dari perkiraan. Harapannya tentu tak harus menunggu hingga satu tahun agar wabah mematikan ini bisa segera ditumpas.

“Tujuan awal ketika Dr Anthony Fauci [Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular NIH) pertama kali mengumumkan vaksin, untuk diuji coba ke manusia sekitar tiga bulan tapi kami berhasil hanya dalam 63 hari. Jadi kami bergerak sedikit lebih cepat dari perkiraan,” kata Hoge dilansir Time, Senin 23 Maret 2020.

Sebagai catatan, dari data terbaru worldmeters, Virus Corona COVID-19 total telah menginfeksi sebanyak 351.081 orang di seluruh penjuru dunia. Dari angka itu, sebanyak 15.337 orang meninggal. Sedangkan yang tercatat sembuh sebanyak 100.569 orang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *