PRIMENEWS | MEDAN– Sanitasi lingkungan yang buruk masih menjadi masalah bagi masyarakat yang berdomisili di daerah padat penduduk ataupun di sekitar bantaran sungai. Seiring bertambahnya jumlah penduduk, persoalan utama yang muncul adalah buangan limbah domestik (tinja).
Mengantisipasi masalah ini, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) melakukan kerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Republik Indonesia bersama dengan United States Agency for International Development (USAID), melakukan pembangunan Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (LLTT) di tiga kota di Sumut, yakni Kota Tebing Tinggi, Kota Sibolga dan Kota Pematangsiantar.
“Terima kasih kepada pihak Kementerian PUPR dan USAID yang telah memfasilitasi pembangunan LLTT dan juga pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kota Tebing Tinggi yang pada hari ini akan diluncurkan dan diresmikan penggunaanya,” ujar Staf Ahli Gubernur Bidang Ekonomi, Keuangan, Pembangunan, Aset dan SDA Sumut Agus Tripriyono saat membacakan pidato Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, ketika melakukan video conference di Aula Gubernuran Sumut, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Rabu (16/12).
Agus mengatakan bahwa pembangunan LLTT ini penting karena masih ada di daerah perkotaan yang tidak memiliki bak penampungan limbah domestik, terutama yang berada di bantaran sungai. ”Jika kita lihat sendiri, secara bebas saluran akhir dari fasilitas MCK yang ada masih di bypass ke lingkungan, tidak ada penampungan,” ungkapnya.
Padahal, penerapan sanitasi yang baik akan memengaruhi kehidupan masyarakat dan lingkungan, seperti tanah, air dan udara, sehingga kondisi lingkungan yang baik dapat diciptakan dari kondisi lingkungan yang lebih bersih, sehat dan nyaman bagi manusia.
Pelaksana tugas Direktur Kantor Lingkungan Hidup USAID Indonesia Jason Seuc mengatakan, pihaknya mendukung peluncuran dan pelaksanaan Layanan Sedot Tinja Terjadwal di Tebing Tinggi, Pematangsiantar dan Sibolga, selain dari dukugan yang masih berlangsung di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang.
“Melalui kegiatan IUWASH PLUS, USAID turut berkontribusi pada pencapaian target akses sanitasi aman untuk RPJMN 2020-2014, dimana untuk Provinsi Sumatera Utara mendapatkan mandat harus mencapai 9% sanitasi aman.” katanya.
Untuk diketahui, bahwa Program LLTT merupakan satu bentuk komitmen dalam menyediakan pelayanan penyedotan secara berkala untuk seluruh masyarakat. Komitmen ini didasari dengan melihat adanya potensi 6.200 rumah tangga yang ditargetkan akan menjadi pelanggan layanan ini di akhir tahun 2020 dan 1.500 rumah tangga untuk akhir tahun 2021.
Sebelumnya Walikota Pematangsiantar, Hefriansyah Noor, mengatakan bahwa Layanan LLTT ini adalah layanan yang diperlukan oleh pemerintah kota untuk menjaga sumber air tanah yang ada. “Penyedotan pun dilakukan tidak karena permintaan, melainkan memang keharusan. Periode waktu telah ditentukan yakni dilakukan penyedotan setiap tiga tahun sekali. Hal itu dilakukan agar terwujudnya sanitasi yang aman dan nyaman,”ujarnya.
Tak hanya itu, Walikota Tebing Tinggi Umar Zunaidi Hasibuan pun sudah mencoba langsung layanan LTT tersebut. “Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada Kementerian PUPR dan USAID yang telah membentuk dan merencanakan program ini. LLTT sangat dibutuhkan di perkotaan,” kata Umar.
Umar juga menyebutkan pihaknya akan meningkatkan kemampuan WC kedap di masyarakat yang sesuai dengan standar ketentuan yang ada. Umar juga mengaku telah mencoba sendiri LLTT di rumah dinasnya.
“Ini memang ready siap melayani. Saat ini untuk di Kota Tebing Tinggi sendiri tersedia 3 unit mobil untuk memfasilitasi program LLTT ini,” katanya.
Acara ditutup dengan pembacaan komitmen bersama antara Kementerian PUPR, USAID, Pemprov Sumut, Pemerintah Kota Tebing Tinggi, Sibolga dan Kota Pematangsiantar.