PRIMENEWS | MEDAN – Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Sumatera Utara (Sumut) menggelar diskusi bersama puluhan wartawan terkait kesiapan pembelajaran tatap muka di masa pandemi Covid-19, di Hotel Grand Kanaya Medan, Selasa (23/3). Dari pertemuan tersebut, disampaikan bahwa pemerintah tengah mematangkan rencana pembukaan sekolah dengan berbagai pertimbangan dan skema tertentu.
Kegiatan tersebut dibuka langsung Kepala Dinas Kominfo Sumut Irman Oemar didampingi Kabid Pengelolaan Komunikasi Publik Abdul Aziz Batubara serta sejumlah pejabat lainnya. Turut hadir sejumlah narasumber yakni dr Inke Nadia Lubis (Satgas Covid-19 Sumut), Prof Syaifuddin (Kepala Dinas Pendidikan Sumut), Abdul Rahim Siregar (Komisi A DPRD Sumut), serta moderator Zulfikar Tanjung, bersama para wartawan unit Pemprov Sumut.
Dalam sambutannya, Kadis Kominfo Sumut Irman Oemar menyampaikan, pihaknya diamanatkan oleh Gubernur untuk menyosialiasikan hal penting dan strategis, terutama menyangkut kepentingan masyarakat. Kali ini, diskusi mengambil tema kesiapan Pemerintah Provinsi dalam menghadapi rencana pembelajaran tatap muka di tengah pandemi.
“Dengan sosialisasi ini semoga informasi terkait kesiapan pembelajaran tatap muka disebarluaskan ke masyarakat,” ujar Irman.
Selain itu, sosialisasi ini juga memungkinkan Pemerintah Provinsi tidak hanya menghasilkan kebijakan yang strategis (output), tetapi juga manfaat dari upaya tersebut bisa dirasakan. Apalagi hal ini terkait wacana yang kini tengah menjadi pembicaraan publik, tentang kekhawatiran masyarakat akan masa depan generasi muda usia sekolah.
“Selain itu, Pemprov Sumut juga mendorong upaya (sosialisasi) melalui tokoh masyarakat dan tokoh agama. Sehingga output dan outcome yang kita harapkan itu bisa didapat,” jelasnya.
Sementara dr Inke Nadia Lubis, selaku tim dari Satgas Pananganan Covid-19 Sumut menyebutkan bahwa pertimbangan untuk membuka sekolah saat ini masih dalam kondisi yang belum begitu baik. Mengingat tren penularan Covid-19 belum menunjukkan grafik menurun signifikan. Dalam angka, sudah 26.406 orang terkonfirmasi positif Covid-19, dengan jumlah pasien sembuh mencapai 22.808 orang dan sebanyak 887 orang meninggal dunia.
“Pembukaan sekolah untuk kegiatan belajar tatap muka mengandung risiko tinggi terjadinya lonjakan kasus Covid-19. Karena itu perlu panduan persiapan pembelajaran tatap muka yang bertujuan menjamin sarana dan prasarana di lingkungan sekolah. Persiapan pra pembelajaran, pendataan warga satuan pendidikan dengan penyakit penyerta,” katanya.
Kemudian, lanjut Inke, tujuan panduan persiapan pembelajaran tatap muka lainnya yaitu memastikan prasyarat bagi para guru dan murid yang dapat mengikuti pembelajaran tatap muka, rencana tindak lanjut jika terjadi kasus Covid-19 seperti karantina, serta evaluasi kesehatan siswa. Adapun sasaran awal yakni tingkat SMA/SMK sederajat.
Sementara dalam paparannya, Kadis Pendidikan Sumut Syaifuddin menyampaikan, untuk kesiapan pembukaan pembelajaran tatap muka, Pemprov telah membahas dan mengkaji sejauh mana kemungkinan dibukanya sekolah di masa pandemi Covid-19. Prinsipnya, kata Syaifuddin, belajar tetap berjalan dengan mengedepankan keselamatan dan kesehatan peserta didik, guru, orangtua dan masyarakat.
“Karena itu Dinas Pendidikan terus melakukan pemantauan daftar periksa dan kesiapan satuan pendidikan untuk melakukan pembelajaran tata muka transisi dengan tetap mengacu pada izin dan pertimbangan dari Satgas Covid-19 tentang risiko penyebaran Covid-19 di suatu daerah dan pertimbangan para ahli terkait,” jelasnya.
Menjawab pertanyaan sejumlah wartawan yang melihat kekhawatiran masyarakat terhadap minat belajar anak-anak usia sekolah, Syaifuddin mengaku telah melakukan kajian terkait bagaimana skema pemberlakuan pembelajaran tatap muka nantinya. Adapun hal terpenting adalah menjamin kepatuhan satuan pendidikan untuk menjalankan protokol kesehatan selama di lingkungan sekolah.
“Kami dengan Bapak Gubernur telah mendiskusikan ini, dan saat ini sedang kita matangkan untuk menyambut (pembelajaran) tatap muka. Namun untuk waktunya, tunggu sampai selesai masa libur (Ramadan dan Idul Fitri), kita mau lihat bagaimana trennya,” jelas Syaifuddin, yang mencontohkan pengurangan jumlah siswa serta pembagian hari sekolah dalam sepekan.
Mewakili Komisi A DPRD Sumut, Abdul Rahim Siregar menyampaikan komitmen legislatif dalam hal mengawal persiapan pembelajaran tatap muka. Karena pihaknya juga menerima berbagai keluhan masyarakat tentang kesulitan memberikan pengajaran di rumah, tetapi juga soal biaya yang harus dikeluarkan untuk mendukung pembelajaran jarak jauh.
“Kalau dari segi anggaran, kesungguhan dari Pemerintah Provinsi Sumatera Utara sudah ada dianggarkan seperti di 2020 (refokusing). Jadi harus ada keberanian untuk memetakan zona. Seperti di Sumatera Barat dan Aceh, mereka sudah mulai dengan bergelombang. Jadi kalau ini mau dijalankan, kita siap berkoordinasi untuk mempersiapkan pembelajaran tatap muka,” sebut Abdul Rahim.
Dari pertemuan tersebut, para wartawan memahami bahwa rencana pembukaan sekolah di masa pendemi Covid-19 memang berpotensi memunculkan kasus baru jika tidak diatur sedemikian rupa skemanya. Namun juga, kekhawatiran akan ilmu pengetahuan yang mungkin tertinggal pun perlu perhatian khusus. Sehingga diharapkan pembelajaran tatap muka diizinkan, namun protokol kesehatan diperketat di lingkungan sekolah.