November 7, 2024
8 Sinabung

PRIMENEWS | Karo : Dari data yang dirilis Kementerian ESDM, Badan Geologi dan Pusat Vulkanologi, Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) Pos Pengamatan Gunungapi Sinabung, erupsi Gunung Api Sinabung, Sumatera Utara pada Sabtu dinihari (8/8/2020) menyampaikan bahwa Gunung Sinabung erupsi lagi.

“Tinggi kolom abu teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau lebih kurang 4.460 meter di atas permukaan laut,” ungkap Armen Putra, pengamat Gunung Api dari PVMBG, Sabtu (8/8/2020).

Menurutnya, kolom abu teramati berwarna kelabu hingga coklat dengan intensitas sedang hingga tebal condong ke arah Timur.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mili meter dan durasi sekitar 1 jam 44 detik,” paparnya.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 2.000 meter di atas puncak atau kurang lebih 4.460 meter di atas permukaan laut. Erupsi terjadi dini hari sekitar pukul 01.58 WIB, Sabtu, 8 Agustus 2020.

Pos Pengamatan Gunung Api Sinabung Badan Geologi dan PVMBG dalam menyampaikan erupsi kali ini merupakan yang pertama di masa pandemi Covid-19 sejak 9 Juni 2019.

“Wilayah yang terdampak abu vulkanik Gunung Sinabung, yakni Kecamatan Naman Teran, Kecamatan Berastagi, Kecamatan Simpang 4, dan Kecamatan Merdeka,” kata petugas PVMBG, Muhamad Nurul Assori, di Kabupaten Karo.

Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi lebih kurang 1 jam 44 detik.

Saat ini Gunung Sinabung berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di desa-desa yang sudah direlokasi.

Selain itu warga atau pengunjung juga dilarang berada di lokasi dalam radius radial 3 km dari puncak Gunung Sinabung serta radius sektoral 5 km untuk sektor Selatan-Timur, dan 4 km untuk sektor Timur-Utara.

Jika terjadi hujan abu, masyarakat diimbau memakai masker bila keluar rumah untuk mengurangi dampak terhadap kesehatan dari abu vulkanik. Mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang lebat agar tidak roboh.

Selain itu, masyarakat yang berada dan bermukim di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar tetap waspada terhadap bahaya lahar.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *