Proklim Jadi Aksi Nyata Meningkatkan Ketahanan Masyarakat Terhadap Perubahan Iklim

0
298

PRIMENEWS | MEDAN – Perubahan iklim dan meningkatnya suhu bumi menimbulkan risiko terjadinya bencana alam seperti banjir, longsor, kekeringan hingga kenaikan permukaan air laut. Untuk itu dibutuhkan aksi nyata untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap dampak perubahan iklim, salah satunya melalui Program Kampung Iklim (Proklim).

Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Sumatera Utara (Sumut) R Sabrina saat menghadiri sekaligus membuka acara Sosialisasi dan Pendampingan Sistem Registrasi Nasional Program Kampung iklim, di Hotel Santika Dyandra, Jalan Kapten Maulana Lubis, Medan, Selasa (20/4).

“Presiden Republik Indonesia dalam acara Climate Adaptation Summit Tahun 2021 telah menyampaikan komitmen Indonesia dalam menangani perubahan iklim melalui Program Kampung Iklim dengan target 20.000 kampung pada tahun 2024,” ujar Sabrina, saat memberikan sambutan.

Diketahui, Program Kampung Iklim adalah program berlingkup nasional yang dikelola Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK).

Untuk mendukung amanat yang disampaikan Presiden RI, Pemerintah Provinsi (Pemprov) melalui Gubernur Sumut Edy Rahmayadi telah menyampaikan Surat Edaran No 660/3466/2021 kepada bupati dan walikora se-Sumut untuk melakukan penguatan aksi lokal pengendalian perubahan iklim.

Saat ini, lanjut Sabrina, Pemerintah Pusat melalui KLHK RI mendorong Pemda untuk mengakomodir pembangunan rendah karbon di daerah.

“Melalui aplikasi Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI), dapat memperkuat Program Kampung Iklim, karena masyarakat bisa langsung mendaftar, dan diintegrasikan dengan data Sistem Informasi Data Indeks Kerentanan (Sidik), dan Sistem Perhitungan Reduksi Emisi Gas Rumah Kaca Secara Cepat Tepat dan Responsible Untuk Masyarakat (SPECTRUM),” kata Sabrina.

Sebelum meninggalkan acara, Sabrina menyerahkan sertifikat apresiasi partisipasi Program Kampung Iklim, kepada lima desa yang ada di Sumut, yakni Desa Pasar Sorkam (Kecamatan Sorkam Barat, Kabupaten Tapanuli Tengah), Desa Sibaganding (Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun), Dusun Sei Tiram dan Dusun Emplasemen (Desa Perkebunan Pangkatan, Kabupaten Labuhanbatu) dan Dusun Sei Kasih (Desa Sei Kasih, Kabupaten Labuhanbatu).

Sebelumnya, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Sumut Tengku Amri Fadli menyampaikan bahwa Kampung Iklim merupakan usulan masyarakat, bukan pemerintah yang menetapkan. Sehingga diharapkan masyarakat sendiri yang mampu melakukan aksi adaptasi dan mitigasi, untuk meminimkan efek dari rumah kaca.

“Tahun ini minimal kita usulkan 10 Kampung Iklim,” ujarnya.

Menurut Amri, Kampung Iklim tersebut bisa menjadi antisipasi dari Program Food Estate yang ada di Sumut. Dengan program ini nantinya petani mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia.

“Namun hal itu perlu sosialisasi lagi terkait pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan sesuai dengan tata kelola yang baik,” tambahnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here